BERKOLABORASI BERSAMA KAMI
Yayasan Ekonomi Sirkular Indonesia lahir berangkat dari optimisme untuk mengintegrasikan upaya meningkatkan daya dukung alam untuk penghiupan berkelanjutan dengan kegiatan ekonomi. Keyakinan ini didasari pendekatan model sirkular ekonomi yang dikembangkan melalui pengolahan limbah ramah lingkungan dengan integrasi pertanian dan budidaya untuk hilirisasi.
Model hilirisasi antara pengolahan limbah dan pertanian terintegrasi mampu menghasilkan nilai tambah pada setiap rantai kegiatannya. Nilai tambah tersebut membuat proses pengolahan sampah organik dapat memberikan daya dukung pada kegiatan pertanian dan budidaya. Terlebih model ini dapat mendorong terjadinya regenerasi daya dukung alam karena melakukan proses pengembalian unsur organik ke dalam tanah budidaya. Kami meyakini pendekatan ekonomi sirkular menjadi salah satu solusi baik untuk mitigasi iklim tetapi juga memastikan ketahanan pangan.
Model ekonomi sirkular yang dikembangkan berbasis pada pengelolaan sampah organik. Hilirisasi hasil produksi dari produk biokonversi berupaya untuk memberikan nilai tambah agar dapat memiliki nilai ekonomi. Pendekatan yang kami gunakan memastikan integrasi antara pengelolaan limbah organik dengan pertanian terintegrasi dapat menjadi strategi peningkatan ekonomi. Pengelolaan sampah dengan pendekatan hilirisasi dapat memproduksi protein hewani berupa telur dan ikan serta sayuran dengan biaya produksi lebih rendah.
Model hilirisasi dikembangkan dalam beberapa skala baik untuk tingkat rumah tangga ataupun komunitas. Model yang dikembangkan diharapkan dapat memberikan pendapatan lebih kepada para penggiat ekonomi sirkular.
Menyikapi perubahan iklim bersama dengan komunitas warga mengembangkan model ekonomi sikular berbasis pengelolaan limbah berkelanjutan dan pertanian terintegrasi.
Kebun Sirkular merupakan demo farm sebagai contoh aplikasi pengembangan kegiatan ekonomi sirkular dari pengolahan sampah hingga pertanian berkelanjutan. Kebun sirkular merupakan salah satu praktik baik model hilirisasi pengolahan limbah organik menjadi produk dengan nilai tambah.
Salah satu komitmen yayasan untuk melakukan diseminasi model ekonomi sirkular dilakukan dengan melakukan pendampingan kepada komunitas masyarakat di sekitar lokasi demo farm untuk terlibat dalam replikasi model ekonomi sirkular. Bersama berbagai pihak kami mendampingi beberapa kelompok petani dan komunitas warga untuk mereplikasi model ekonomi sirkular.
Yayasan mengembangkan pusat studi untuk mendukung pertumbuhan ilmu pengetahuan bagi pengembangan model ekonomi sirkular. Melalui ICES, Yayasan ingin mengembangkan kajian dan praktik model ekonomi sirkular terutama dalam sektpr pengolahan limbah berkelanjutan dan pertanian terintegrasi.
Pengolahan sampah organik dilakukan secara berkelanjutan dengan menggunakan maggot BSF. Pendekatan ini dipilih karena proses biokonversi yang lebih cepat sekitar 15-20 hari. Proses ini lebih cepat dibandingkan dengan proses komposting yang membutuhkan waktu antara 40-60 hari untuk sampah organik.
Selain itu, produk akhir dari pengolahan sampah yang dapat memiliki nilai lebih berupa maggot BSF dan Kasgot. Maggot BSF dapat dimanfaatkan sebagai pakan alternatif untuk budidaya ayam petelur dan ikan. Sedangkan kasgot dapat dimanfaatkan untuk budidaya pertanian konvensional.
Hilirisasi produk maggot BSF salah satunya digunakan sebagai alternatif untuk budidaya ayam petelur. Pemanfaatan maggot BSF sebagai pakan alternatif menjadi model hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah. Maggot sebagai pakan alternatif mampu menurunkan biaya pakan hampir sekitar 15-20%.
Maggot BSF dapat digunakan sebagai pakan tambahan untuk budidaya ayam petelur dan budidaya perikanan. Pemanfaatan maggot BSF dapat digunakan dalam bentuk fresh maggot ataupun dried maggot. Apabila diproses menjadi tepung maggot dapat menjadi campuran pakan pabrikan.
Penggunaan Maggot BSF sebagai pakan alternatif di Kebun SIrkular digunakan dalam budidaya perikanan. Pemanfaatan maggot BSF dapat membantu penurunan biaya produksi pakan ikan. Selain pemanfaatan pakan alternatif, penggunaan kolam terpal juga merupakan salah satu strategi dengan melakukan konservasi air karena menggunakan sumber daya air lebih sedikit apabila dibandingkan budidaya konvensional.
Selain itu, pemanfaatan limbah air dari sisa budidaya juga dilakukan untuk diproses sebagai air penyiraman di lahan konvensional dan dimanfaatkan untuk budidaya hidroponik
Hilirisasi lainnnya dari maggot BSF berupa pemanfaatan kasgot sebagai pupuk organik padat untuk meningkatkan nutrisi pada tanah. Sehingga daya dukung tanah untuk kegiatan produksi tanaman pangan dapat ditingkatkan.
Selain itu, pemanfaatan limbah budidaya perikanan digunakan sebagai pengairan pada area budidaya konvensional. Sebelum digunakan sebagai pengairan, limbah diproses terlebih dahulu di kolam retensi agar bisa berfermentasi menjadi pupuk organik cair yang bermanfaat untuk mengembalikan unsur hara tanah.
Maggot BSF juga dikenalkan sebagai pakan untuk budidaya ayam petelur. Maggot pada dasarnya merupakan pakan alami dari ayam sebelum di domestifikasi. Sehingga pemberian maggot dalam bentuk life maggot menjadi salah satu upaya untuk mengenalkan kembali pakan alami ayam.
Selain itu, Kebun SIrkular juga menginisiasi pola free cage farming sebagai strategi untuk mendukung kesejahteraan hewan namun tetap memperhatikan kemampuan produksi ayam petelur.
Yayasan ESI mengembangkan berbagai kegiatan Pelatihan untuk pengembangan model bisnis dan kegiatan usaha sirkular ekonomi mulai dari maggot BSF, budidaya ikan, budidaya ayam petelur, budidaya ayam umbaran, budidaya pertanian organik dan LEISA (Less External Input Sustainable Agriculture), dan Budidaya hidroponik.
Selain pelaithan, kami juga berkolaborasi dengan lembaga pendidikan untuk magang kerja di sektor budidaya pertanian, peternakan, dan perikanan.
Sebagai upaya untuk mendiseminasikan model ekonomi sirkular secara lebih luas, Yayasan ESI berkolaborasi dengan multi pihak dengan berbagai macam model kolaborasi.
Salah satu modelnya berupa model konsultansi ditujukan untuk pihak- pihak yang memiliki visi seirama untuk mengembangkan model sirkular ekonomi berbasis pengelolaan limbah dan pertanian terintegrasi. baik untuk kegiatan usaha ataupun kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Guna memastikan amplifikasi model sirkular ekonomi yang berkelanjutan kami berkolaborasi dengan berbagai pihak bersama komunitas membangun model ekonomi sirkular berbasis masyarakat.
Saat ini Yayasan ESI secara intens mendampingi kelompok petani dan peternak serta komunitas warga untuk pengembangan budidaya berbasis model sirkular ekonomi baik dalam skala rumah tangga ataupun dalam skala komunitas.
Mendirikan Yayasan ESI setelah lebih dari 20 tahun bekerja di sektor swasta di bidang pertanian berkelanjutan. Saat ini bertanggungjawab sebagai nahkoda Yayasan untuk mengembangkan gerakan ekonomi sirkular berbasis pertanian berkelanjutan
Bergabung bersama Yayasan ESI sebagai team R&D yang bertanggungjawab mengembangkan teknologi tepat guna untuk mengembangkan model sirkular ekonomi dan hlirisasinya.
Pendidik yang memiliki antusiasme untuk mengenalkan model pertanian berkelanjutan. Selain bertanggungjawab untuk program pendidikan, Dewi bertanggungjawab mengembangkan kanal komunikasi untuk edukasi model ekonomi sirkular
Petani muda yang tertarik mengembangkan model.ekonomi sirkular. Di Yayasan ESI, Raihan bertanggungjawab mengelola kebun sirkular dan memastikan operasionalnya berjalan baik.
Selain beberapa individu yang terlibat di dalam pengelolaan dan kepengurusan harian, Yayasan ESI memiliki associate yang terlibat sebagai pakar ataupun tim kerja untuk kebutuhan pelaksanaan program.
F. Mulyono
Program Development & Monev
Bergiat di dunia pemberdayaan masyarakat selama lebih dari 15 Tahun. Memilki pengalaman dalam pengembangan desain program serta monev program untuk sektor swasta, pemerintah, dan NGO. Mendukung Yayasan ESI dalam pengembangan program dan kolaborasi dengan pihak ketiga.
Djoko Setyanto
Community Engagement
Kebun sirkular, demo farm kami, menerima kunjungan untuk kegiatan pembelajaran untuk pengembangan ekonomi sirkular dan ketahanan pangan.
Demo Farm
Jln. Pelang, Dusun Kemasan,
Desa Sendangtirto,
Kepanewonan Berbah
Kab. Sleman, DI. Yogyakarta